Saturday, April 10, 2010

Puisi Kerinduan - Menanti Kemanisan Cinta



Ku dengar kisah cinta sejati nan indah

Betapa kemanisan dinikmati saat memadu kasih

Tiada tukar ganti hatta dunia sekelian isinya

Kehebatan rasa di setiap detik kefanaan

Tiada ungkapan penafsiran yang nyata

Sekadar ternukil di lautan rohani

Mereka yang punya mereka yang rasa

Ku kagumi para pecinta sejati

Yang melerai nafsu menggamit cinta suci

Ku cemburui pendamba kasih kudus

Mengosongi jiwa meraih kasih abadi

Asyik maksyuk mereka dalam fana

Melagukan puisi kerinduan

Nan membelai jiwa merayu tanpa jemu

Mendampingi dan didampingi bersama rasa kemanisan

Tatkala cinta telah bersambut

Tiada apa yang menghalang

Mereka merenung dengan hati

Segala kepayahan lebur dalam keredhaan

Tiada keluh kesah

Segala kesenangan adalah kesyukuran

Tanpa rasa keterujaan

Cinta hakiki melimpahi lembah ketenangan

Mungkinkah kan kunikmati kemanisan yang serupa

Mencari kepastian tanpa mujahadah

Mengharap janji atas bakti

Mendendang qauli mencari curahan kasih

Memberi bukti dalam fi’li

Lantas aku sedari

Tersalah perkiraan mencari kemanisan cinta

Bukan harus mencari tapi semestinya memberi

Dengan cinta tulus yang tiada dua

Bersama senandung puisi percintaan

Yang terucap di bibir terpahat di hati

Menyulam istiqamah di persada qalbu

Bagai pungguk merayu bulan

Dengan rasa harap yang menggunung

Menyemai kesabaran di kelapangan dada

Menggali mencari telaga matair keikhlasan yang mutlak

Buat menyuci daki daki mazmumah

Menghanyutkan benih benih keliru

Sehingga yang baharu tidak lagi mengikatku

Cinta agung melangkaui hijab nafsu

Akan kutunggu sehingga saat itu


Cetusan Rasa;

Mercy Dewy

10 April 2010

Friday, January 15, 2010

Puisi Kecewa - Tidak Pernah Hadir Cinta Di Hatimu

Dalam senyuman manis di wajah mu
Ku temukan penawar keresahan
Merawat luka dan calar di kalbu.
Bersama kejernihan renungan matamu
Ku rasai kebahagiaan yang menyapa hati nurani
Mengelus segenap untaian kekosongan jiwa
Menghembus lalu kabus kelabu yang meliputi denai kehidupan.
Pada setiap ungkapan dari bibirmu
Ku perolehi kekuatan merencana hari depan
Semangat jitu bagai terpahat di genggaman.
Segunung harapan tersergam megah melangit
Selautan impian terbentang luas tanpa tepian
Terasa diselubungi warna warna cinta
Aku terawang di kemuncak rasa kebahagiaan.
Sebenarnya aku tersalah penilaian
Senyuman hanya pengiring tawa
Renungan cuma pandangan mata
Ungkapan hanya penyambung bicara
Tiada yang tersirat bersamanya
Jauh dari rasa melunak jiwa
Harapan dan impian hanyalah logamaya.
Dalam segenap rasa kecewa aku terlonta-lonta mencari arah
Payahnya untukku berpaut dari goyah di telapak kaki
Aku rebah dan bangun dalam kesendirianku
Mengumpul semula kekuatan dari nurani
Luka dan pedih amat menyiksa rohani dan jasmaniku.
Di mana perhentian lorong yang berduri
Bilakah kan ku temui
Istana bahagia yang ku damba umpama pulau di dasar lautan.
Betapa aku lemah dan pasrah
Melepas lerai sekelumit harapan dari genggaman.
Namun dengan segenap rasa kesedaran
Ini bukan salahmu
Kau hadir bersama kehalusan budi menyantuni seorang teman
Rakan bicara sewaktu berada
Dan menghulur tangan seperlunya
Kau datang dan pergi seperti lumrahnya
Tanpa perjanjian.
Jua dengan segenap rasa keakuran
Aku menyulam fitrah kehidupan duniawi
Setiap insan punya cerita derita dan bahagianya
Ceritaku nyata antara yang berbeda
Dalam melagukan puisi kecewa.
Perjalananku telahpun terlalu panjang
Sedang penghujung masih amat jauh
Haruskah aku berhenti mengharap
Wajarkah aku berhenti menanti
Saat fitrah kehidupanku dilengkapi.
Yang pasti aku masih di sini
Begini....


Nukilan,
Mercy Dewy
16 Januari 2010
Buat teman-teman seperantauan.

Sunday, January 3, 2010

Puisi Kecewa - Di Hatiku Kau Guriskan Seribu Luka

Ketika hati masih gersang dari kelunakan cinta
Kasihmu datang menyapa bagai bayu
Yang berhembus bersama titisan kabus
Mengelus kalbuku dengan kelembutan.
Suburlah jiwa dengan siraman rasa mesra
Mekarlah cinta dibajai rasa bahagia
Hatiku berbunga laksana kuntum-kuntum di taman
nan mekar di bawah cahaya pagi.
Dalam kehangatan kasih yang menyinari
Ku puja dirimu laksana pungguk merayu purnama
Kudendangkan puisi cinta di setiap malam peraduanmu
Asyiknya aku meneguk nikmat cinta bahagia.
Kitapun melengkapi fitrah kehidupan insan
Membina mahligai bahagia di dataran kasih sayang
Mengisi ruang-ruang fana menyusuri takdir.
Tak pernah terduga olehku
Akhirnya cintamu beralih arah
Ke persinggahan yang lebih sempurna.
Meninggalkan aku dalam teka-teki
Mencari silap diri
Menoleh ke titik permulaan
Yang bukan kuimpi begini sudahnya.
Lalu gersanglah kembali lembah yang pernah subur
Wadi-wadi yang redup kembali kontang matairnya
Apa yang ada hanyalah padang pasir tandus.
Di hatiku kau guriskan seribu luka
Di jiwaku kau tempakan seribu kecewa
Harapan yang kutatang berkecai selamanya.
Maka berdendanglah aku dengan irama puisi kecewa
Awan hitam yang memayungi tidak akan berarak pergi
Hati yang tertutup entahkan bila akan terbuka lagi.
Biar kuhidupi segala derita ini
Di atas kuburan cinta yang kau zalimi
Tidak lagi kudambakan kasih insani
Cinta fana yang datang tetap akan pergi.
Apakah mentari pagi ini akan menyinari esok hari
Aku tidak peduli lagi.

Nukilan:
Mercy Dewy
08 Januari 2010