Wednesday, August 6, 2014

Meraih Cinta

Ya Allah
Betapa Engkau Maha Mengetahui
gundahnya hatiku
Bagaimana kan ku raih cintaMu
Sedang taqwaku serapuh dedaunan kering
Ya Rahman Ya Rahim
Aku sangat mendambakan redhaMu
Namun
syariatMu tak mampu ku junjung
amanatMu tak daya ku pikul
Ya Ghaffar
Ampuni daku ketika melupai Mu
Ampuni daku ketika hilang sabarku
Ampuni daku tatkala lebur istiqamahku
Jihadku bagai debu
Qiamku umpama angin lalu
Ya Allah Ya Tuhan kami
Jangan tinggalkan daku dan ahliku
Ampuni kami di atas kejahilan kami
Lorongi kami kearah kebenaran
Hindari kami dari segala kebatilan
Ya Allah
Ikatlah kami dengan kasih sayangMu
Letakkan kami di dalam
rahmat dan kasih sayangMu
Kurniakan kami rasa cinta
kepada Mu dan rasulMu

Saturday, April 10, 2010

Puisi Kerinduan - Menanti Kemanisan Cinta



Ku dengar kisah cinta sejati nan indah

Betapa kemanisan dinikmati saat memadu kasih

Tiada tukar ganti hatta dunia sekelian isinya

Kehebatan rasa di setiap detik kefanaan

Tiada ungkapan penafsiran yang nyata

Sekadar ternukil di lautan rohani

Mereka yang punya mereka yang rasa

Ku kagumi para pecinta sejati

Yang melerai nafsu menggamit cinta suci

Ku cemburui pendamba kasih kudus

Mengosongi jiwa meraih kasih abadi

Asyik maksyuk mereka dalam fana

Melagukan puisi kerinduan

Nan membelai jiwa merayu tanpa jemu

Mendampingi dan didampingi bersama rasa kemanisan

Tatkala cinta telah bersambut

Tiada apa yang menghalang

Mereka merenung dengan hati

Segala kepayahan lebur dalam keredhaan

Tiada keluh kesah

Segala kesenangan adalah kesyukuran

Tanpa rasa keterujaan

Cinta hakiki melimpahi lembah ketenangan

Mungkinkah kan kunikmati kemanisan yang serupa

Mencari kepastian tanpa mujahadah

Mengharap janji atas bakti

Mendendang qauli mencari curahan kasih

Memberi bukti dalam fi’li

Lantas aku sedari

Tersalah perkiraan mencari kemanisan cinta

Bukan harus mencari tapi semestinya memberi

Dengan cinta tulus yang tiada dua

Bersama senandung puisi percintaan

Yang terucap di bibir terpahat di hati

Menyulam istiqamah di persada qalbu

Bagai pungguk merayu bulan

Dengan rasa harap yang menggunung

Menyemai kesabaran di kelapangan dada

Menggali mencari telaga matair keikhlasan yang mutlak

Buat menyuci daki daki mazmumah

Menghanyutkan benih benih keliru

Sehingga yang baharu tidak lagi mengikatku

Cinta agung melangkaui hijab nafsu

Akan kutunggu sehingga saat itu


Cetusan Rasa;

Mercy Dewy

10 April 2010

Friday, January 15, 2010

Puisi Kecewa - Tidak Pernah Hadir Cinta Di Hatimu

Dalam senyuman manis di wajah mu
Ku temukan penawar keresahan
Merawat luka dan calar di kalbu.
Bersama kejernihan renungan matamu
Ku rasai kebahagiaan yang menyapa hati nurani
Mengelus segenap untaian kekosongan jiwa
Menghembus lalu kabus kelabu yang meliputi denai kehidupan.
Pada setiap ungkapan dari bibirmu
Ku perolehi kekuatan merencana hari depan
Semangat jitu bagai terpahat di genggaman.
Segunung harapan tersergam megah melangit
Selautan impian terbentang luas tanpa tepian
Terasa diselubungi warna warna cinta
Aku terawang di kemuncak rasa kebahagiaan.
Sebenarnya aku tersalah penilaian
Senyuman hanya pengiring tawa
Renungan cuma pandangan mata
Ungkapan hanya penyambung bicara
Tiada yang tersirat bersamanya
Jauh dari rasa melunak jiwa
Harapan dan impian hanyalah logamaya.
Dalam segenap rasa kecewa aku terlonta-lonta mencari arah
Payahnya untukku berpaut dari goyah di telapak kaki
Aku rebah dan bangun dalam kesendirianku
Mengumpul semula kekuatan dari nurani
Luka dan pedih amat menyiksa rohani dan jasmaniku.
Di mana perhentian lorong yang berduri
Bilakah kan ku temui
Istana bahagia yang ku damba umpama pulau di dasar lautan.
Betapa aku lemah dan pasrah
Melepas lerai sekelumit harapan dari genggaman.
Namun dengan segenap rasa kesedaran
Ini bukan salahmu
Kau hadir bersama kehalusan budi menyantuni seorang teman
Rakan bicara sewaktu berada
Dan menghulur tangan seperlunya
Kau datang dan pergi seperti lumrahnya
Tanpa perjanjian.
Jua dengan segenap rasa keakuran
Aku menyulam fitrah kehidupan duniawi
Setiap insan punya cerita derita dan bahagianya
Ceritaku nyata antara yang berbeda
Dalam melagukan puisi kecewa.
Perjalananku telahpun terlalu panjang
Sedang penghujung masih amat jauh
Haruskah aku berhenti mengharap
Wajarkah aku berhenti menanti
Saat fitrah kehidupanku dilengkapi.
Yang pasti aku masih di sini
Begini....


Nukilan,
Mercy Dewy
16 Januari 2010
Buat teman-teman seperantauan.

Sunday, January 3, 2010

Puisi Kecewa - Di Hatiku Kau Guriskan Seribu Luka

Ketika hati masih gersang dari kelunakan cinta
Kasihmu datang menyapa bagai bayu
Yang berhembus bersama titisan kabus
Mengelus kalbuku dengan kelembutan.
Suburlah jiwa dengan siraman rasa mesra
Mekarlah cinta dibajai rasa bahagia
Hatiku berbunga laksana kuntum-kuntum di taman
nan mekar di bawah cahaya pagi.
Dalam kehangatan kasih yang menyinari
Ku puja dirimu laksana pungguk merayu purnama
Kudendangkan puisi cinta di setiap malam peraduanmu
Asyiknya aku meneguk nikmat cinta bahagia.
Kitapun melengkapi fitrah kehidupan insan
Membina mahligai bahagia di dataran kasih sayang
Mengisi ruang-ruang fana menyusuri takdir.
Tak pernah terduga olehku
Akhirnya cintamu beralih arah
Ke persinggahan yang lebih sempurna.
Meninggalkan aku dalam teka-teki
Mencari silap diri
Menoleh ke titik permulaan
Yang bukan kuimpi begini sudahnya.
Lalu gersanglah kembali lembah yang pernah subur
Wadi-wadi yang redup kembali kontang matairnya
Apa yang ada hanyalah padang pasir tandus.
Di hatiku kau guriskan seribu luka
Di jiwaku kau tempakan seribu kecewa
Harapan yang kutatang berkecai selamanya.
Maka berdendanglah aku dengan irama puisi kecewa
Awan hitam yang memayungi tidak akan berarak pergi
Hati yang tertutup entahkan bila akan terbuka lagi.
Biar kuhidupi segala derita ini
Di atas kuburan cinta yang kau zalimi
Tidak lagi kudambakan kasih insani
Cinta fana yang datang tetap akan pergi.
Apakah mentari pagi ini akan menyinari esok hari
Aku tidak peduli lagi.

Nukilan:
Mercy Dewy
08 Januari 2010

Saturday, December 19, 2009

Puisi Kasih – Coretan Dairi Kehidupan Cintaku

Dalam jerih keringat menghayun langkah mengatur punca rezeki
Tidak ku tahu
Aku sedang menuju qadar permulaan lembaran hidupku yang baru
Sedang engkau merai tanpa sedar sapaan cinta
Bertemunya kita bukan sekadar kebetulan
Lalu dengan takdir kita bersatu penuh kerelaan.
Dan kita pun tidak menoleh lagi
Merenung terus ke hadapan.
Kita mencoretkan hitam putih kehidupan
Di diari keikhlasan
Tanpa syarat keindahan dunia tanpa janji kefanaan
Demi pengorbanan cinta suci
Kau dan aku hanya punya cinta dan kesetiaan
Sebagai cagaran kebahagian hari esok.
Kita meneruskan langkah menuju lembah berkatNya
Di bawah sinaran cahaya suci
Bersama kabus-kabus kelabu yang kita bawa.
Dan muncullah bintang-bintang yang bergemerlapan
Menceriakan teratak persinggahan
Melengkapi kehidupan berpasangan.
Kita merangkul bintang-bintang ke pangkuan
Dalam kesabaran yang belum disempurnakan
Mempersembahkan hambar bukti keimanan.
Namun bintang-bintang nan berkerdipan
Mentarbiyahkan kita melapangi kalbu
Dengan pengisian kepasrahan dan rasa redha
Bukan hak kita menyantuni pertikaian yang terlintas.
Pun begitu
Kita menghayati dalam leka bayangan hidup pengabdian
Walau seiring masa kita menjadi semakin matang
Menyusuri jalan-jalan penghambaan.
Moga tanpa jemu kita bersyukur dan berharap
Tegar dan tulus mencerna dugaan rabbani
Tenang dan sabar meraih segala yang baharu.
Dalam menegapkan langkahmu
Yang terlihat olehku semakin laju
Kau pimpin tanganku bertatih menggapai keinsafan
Betapa kita tak miliki suatu apa
Hanya musafir yang mungkin hanya punya rasa sedar di sela-sela kealpaan.
Lantas kita terus mendaki dalam kepayahan
Jatuh dan bangun meniti tangga pengabdian
Menyingkap lapisan-lapisan hijab fitrah insani
Dengan tangan yang longlai
Seraya kupohon kepadaNya setulus harapan
Dengan berkat cinta utuh kita
Dikurniakan laluan nan lurus menuju ke puncak ihsan.


Oleh Mercy Dewy
Puisi Kasih buat Suami Tercinta
19 Disember 2009

Wednesday, December 16, 2009

Puisi Merayu - Cintaku Tiada Dua

Seandainya mampu ku petik sang rembulan mengambang
buat menerangi kamar malammu
Sombonglah aku terhadap kekuasanNya
Itulah sekadar impian pengorbanan cinta suci.
Sekiranya dapat ku kutip bintang-bintang
mengerdip indah di serambi diniharimu
Bongkaklah aku pada kebesaranNya
Itulah sekadar khayalan pemberian kasih tanpa syarat.
Jika sombong dan bongkak merajai pekertiku
Andai berkelana tujuh benua melewati seluruh kehidupanku
Tidak lain hanyalah keranamu.
Bahasa apakah yang paling indah buat pengertianmu
Sebagai pernyataan dalamnya cintaku
Ingin ku syairkan buatmu
Ketahuilah olehmu
Kasih insaniku tiada duanya.
Pintu kamar cintaku sudah kukunci buat selain daripadamu
Insan teristimewa menghadiri seluruh hayatku.
Jika manusia layak dipuja
hanya engkau jadi pujaanku
Selepas kasihNya
hanya ku dambakan kasihmu.
Dengarkanlah rayuan cinta tulus dari nuraniku
Wahai cinta hatiku.


Oleh
Mercy Dewy
16 Disember 2009

Tuesday, December 15, 2009

Puisi Kasih – Memupuk Cinta Abadi

Pada detik ruang hati ini mengenal rasa cinta suci
Terasa di seluruh urat dan temulang ku
Arus cinta tanpa sempadan
Melangkau jarak ruang dan waktu
Tak terlihat di mata tak terasa dek sentuhan.

Lalu aku taksub dan ujub dalam kesendirianku
Merasa istimewa oleh anugerah kehebatan cinta
Aku bertaat setia dalam kealpaanku
Ku nikmati kemanisan kasih dalam gah emosi.

Walau siraman kasih tak pernah surut
Walau anugerah cinta tak kan luput
Aku terleka disela-sela waktu
Menghanyutkan diri tanpa sedar
Menghijab kalbu dari cahaya cinta kudus.

Terkadang rindu kasihku datang jua merangkul cinta suci nan abadi
Dalam sendu ku leraikan segala gundah gulana
Sambil ku mengharap dan memuja
Agar cinta abadi tetap kumiliki.

Nukilan:
Mercy Dewy
15 Disember 2009